Budaya Popoler dalam Tindakan Konsumsi Masyarakat
Contoh Kasus :
Sejalan dengan adanya polusi kebudayaan, konsumerisme juga tersebar, utamanya
di kota-kota besar di
Perkembangan sosial saat ini, pada dasarnya telah melampaui pemikiran modernitas (yang ditandai dengan munculnya industri barang dan jasa) menuju pemikiran pascamodernitas yang cenderung lebih diorganisasikan oleh seputar konsumsi budaya, permainan media
Sebagai contoh adalah fashion yang selalu berputar. Ketika sedang trend atau popular celana borju, masyarakat berbondong-bondong mengubah celana mereka yang cutbrai menjadi celana yang atas bawah sama itu. dan ketika fashion celana beralih dari borju ke pensil maka orang (anak muda ) berbondong-bondong pula membeli celana yang ngepres dengan ukuran kulit kaki. Beralih dari fashion dalam dunia elektronik perkembanganya juga begitu pesat sebagai contoh adalah handphone yang sekarang mempunyai future yang begitu lengkap, dari 3G menjadi 3,5 G, kualitas kamera, gprs, dsb. dan sekarang sedang popular black barry sehingga orang beralih dari hape yang biasa menjadi black barry ini.
selain itu
Analisis kasus :
Budaya popular atau sering disingkat dengan budaya pop ini merupakan karakteristik budaya yang sangat banyak peminatnya. Peminat budaya pop ini sangat banyak bahkan sampai melintasi batas budaya tradisional atau budaya luhur yang telah mengakar lama dalam masyarakat. Dampak difusi budaya pop ini sangat luar biasa baik pada perubahan perilaku suatu masyarakat maupun pada tingkat konsumsi akhirnya munculnya budaya pop. Di Amerika hasil ekspor yang paling besar kedua dihasilkan dari ekspor budaya populer (film, musik, acara TV, dll) dan memberikan surplus perdagangan sebesar 8 milyar dollar (Huey dalam Mowen:1995)
Budaya populer mempunyai banyak definisi. Satu di antara banyak definisi adalah sebagai berikut: "Budaya populer adalah budaya yang menarik
1. Masuk ke dalam pengalaman dan nilai kebanyakan anggota masyarakat dari suatu populasi.
2. Tidak memerlukan pengetahuan khusus untuk memahami budaya populer.
3. Budaya itu dihasilkan karena mudahnya setiap orang mengakses pada nilai-nilai budaya populer.
Untuk memahami budaya populer, kita harus membedakannya dengan budaya luhur (high culture). Hal ini perlu dilakukan karena sistem budaya menghasilkan banyak jenis produk, tetapi beberapa dari dasar dapat dibedakan. Satu cara untuk membedakan budaya luhur dengan budaya pupuler adalah dengan melihat pada produk yang dihasilkan. Budaya luhur biasanya menghasilkan produk-produk yang; bernilai seni tinggi karena proses pembuatannya semata-mata didasarkan pada nilai-nilai estetis. Sedangkan budaya populer biasanya menghasilkan produk-produk yang dibuat dengan keahlian tertentu srperti produk keramik dan lain-lain. Produk seni hanya dihasilkan satu kali saja, sedangkan produk keahlian/keterampilan (craft product) bisa diproduksi secara masal karena biasanya sudah mempunyai formula yang
Disisi lain, budaya populer akan mengalami proses forgetting (dilupakan oleh pengikutnya) ketika muncul budaya populer baru yang lebih menarik dan lebih banyak diminati orang. Semakin banyak diminati orang, budaya populer akan semakin banyak pengikutnya. Ketika pengikutnya sudah bosan dan berpaling pada budaya populer baru, budaya lama akan terlupakan. Namun demikian, pada suatu saat orang akan kembali menghidupkan budaya populer yang telah tenggelam tersebut. Sebagai contoh adalah fashion. ketika sedang in model celana borju maka orang banyak memakainya tetapi ketika muncul model baru yaitu pensil masyarakat akan melupakan model yang lama itu dan menggantinya dengan celana pensil. Contoh lain adalah kematian lady Diana yang memboomingkan model rambut Lady Dy ini seolah-olah seluruh dunia dipenuhi oleh ladi Diana tetapi pada akhirnya akan menghilang.
Budaya popular ini yang terus berganti dari kepopuleran yang baru menuju kepopuleran yang lebih baru lagi akan mengakibatkan tingkat konsumenisme yang sangat tinggi. Produsen akan memprroduksi berbagai merek dan model yang sedang popular dengan tujuan agar konsumen membelinya. Budaya populer bisa direpresentasikan dalam berbagai bentuk. iklan, musik, televisi, dalam pengiklanan produsen akan menyuguhkan atau membentuk agar produknya dapat popular di masyarakat dan segera membelinya sebagai contoh adalah iklan yang menggunakan model / artis yang sedang naik daun / popular. Hal ini bertujuan agar produknya bisa sepopuler artis tersebut. Dan masyarakat berbondong-bondong membelinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar